Senin, April 06, 2009

PENANTIAN KEPEMIMPINAN UMMAT

Setelah jatuhnya Turki Utsmani tahun 1924 M harapan ummat untuk lahirnya kembali PEMIMPIN seperti di era Salahuddin Al Ayyubi sampai kepada Sultan Hamid kedua, menajdi penantian panjang. Kapan dan dimana kepemimpinan itu muncul ? Kerinduan akan lahirnya Pemimpin yang BERIMAN DAN BERTAQWA tidak pernah padam dan surut. Siapa dan bagaimana pemimpin yang dinanti-nantikan ummat itu ? Inilah yang akan disajikan dalam kajian singkat ini:

MA’NA (DEPENISI) PEMIMPIN;

Dari berbagai sudut pandan ulama, tentag pemimpin seperti:

A. Addahlawie ; ا لر يـا سـة ا لـعـا مـة لاقا مـة ا لـد بـن بـا حـيـاء ا لعـلوم ا لد ين وبا قـا مـة الاسلام

Kepala pemerintahan secara umum untuk menegakkan agama dan menghidupkan ilmu agama serta serta melaksanakan seluruh lini kehidupan Islam.

B. Al Tiftaazanie;أ لخـلافـة هـي رئـا سـة عـا مـة في أمـر ا لديـن وا لد نيـا خـلافة عن رسول اللـه

Pemimpin adalah kepala pemerintahan secara umum yang mengatur urusan agama dan dunia sebagai pengganti Rasul menjelankan amanah.

C. Al Mawardie; ا لا مـامـة؛ مـوضـوعـة لخلاف النبوة في حـرا س ا لد ين وسـيا سـة ا لد نيـا

Pemimpin adalah orang yang menjelankan amanah kekhalifaan nabi dalam rangka memelihara nilai nilai agama dan menjelankan politik kekuasaan mengurus kemeslahatan ummat.

Dari pengertian pemimpin tersebut yang didepenisikan oleh Ulama mengandung makna yang sama, tujuan yang sama serta materi yang sama yaitu dalam rangka kemeslahatan ummat dan tegaknya nilai agama dengan terlaksananya ATURAN YANG DISYARIATKAN OLEH ALLAH SWT. Dan siapakah yang dapat memikul beban berat ini? Al Qur`an Sunnah Rasulullah yang memberikan jawaban; Allah berfirman dalam Al Qur`an surah Yunus ayat ; 62 dan 63

Sesungguhnya Wali wali Allah (pemimpin ) yang berwali pada Allah tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati, Yaitu orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa. Dengan demikian pemimpin harus memeliki dua keperibadian dasar yaitu ;

*. Beriman; sesungguhnya orang yang beriman itu adalah mereka ayang berwali pada Allah SWT. Yang artinya Mencintai apa yang dicintai oleh Allah, ridha terhadap ridha Allah, benci apa yang dibenci oleh Allah, melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi serta melarang apa yang dilarang oleh Allah SWT. Dari iman itu pula lahir sifat sifat yang terpuji pada diri seorang pemimpin seperti;

1. Adil; Dengan iman seorang pemimpin tidak boleh memberikan kepada siapapun berdasarkan keinginannya, tapi memberikan sesuai dengan kehendak ( ridha) Allah SWT. Begitu juga tidak boleh menolak permintaan siapapun berdasarkan dengan keinginannya, tapi harus menoloak dan melarang berdasarkan dengan larangan Allah. Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud. Rasulullah bersabda sebagai berikut;

مـن أ حـب للـه وا بـغـض للـه وا عـطـي للـه ومـنع للـه فـقـد ا سـتـكـمـل ا لا يـمـا ن ( روا ه أ بوداود)

Artinya: Siapa yang cinta karena Allah, marah karena Allah, memberi karena Allah, menolak karena Allah maka sungguh telah sempurna imnnya.

Dengan sifat adil itu pula seorang pemimpin mampu memisahkan antara walui Allah dan wali syetan, tahu mana yang hak untuk berwala dalam menjelankan amanah adan tahu pula kepada siapa harus berlepas diri ( Bara’).

2. Zuhud; Dengan iman seorang pemimpin melekat pada dirinya sifat ZUHUD, yang dimaksud zuhud bukan berarti benci dunia, tapi tidak memandang dunia besar sehingga tidak diperbudak oleh harta dan jabatan, juga mampu memahami bahwa jabatannya bukan sebuah kekuasaan, tapi adalah amanah yang akan dipertanggung jawabakan, bukan didunia saja taoi terlebih pertanggung jawaban dihadapan Allah. Juga memahami bahwa kematian itu setaip saat mengintai hidupnya, sebagai kontrol yang dapat menjauhkan dari kezaliman.

3. Abdun (Hamba ) Allah, Pemimpin yang beriman, menyadarai kalau kepemimpinan itu adalah pemberian Allah yang sewaktu waktu akan dicabut. Itulah yang melahirkan kepribadian menjelankan tugas tersebat sebagai hamba Allah, bahwa jabatan itu adalah jembatan pengabdian pada Allah, semua tugas dan kewajiban dalam rengka beribadah. Dari pengabdian itu pulah membentuk dirinya menjadi hamba Allah yang IKHLAS, hamba Allah SHALEH dan hamba Allh yang SYUKUR.

*.Bertaqwa; Seorang pemimpin wajib memeliki kepribadian dasar atau lumrah disebut TAQWA. Menurut Ali bin Abi Thalib MUTTAQIN (orang yang bertqwa). Terpada dalam dirinya :

1. Takut hanya pada Allah. Pemimpin tidak boleh memiliki rasa takut selain dari Allah, supaya merdeka dalam menentukan sikap tanpa tekanan, kecuali aturan dari Allah sebagai lambang ketakutan pada azab Allah baik di dunia maupun diakhirat.

2. Ridha terhadap pemberian Allah, walau sedikit. Kepribadian ini harus dimiliki oleh setiap pemimpin supaya tidak rakus dan tamak dalam memangku jabatan. Baik jabatan yang diletakkan dipundaknya maupun gaji yang diperoleh dari jabatannya mengantarkan dirinya menjadi taat pada aturan Allah.

3. Silaturrahim. Membangun hubungan silaturrahim kewajiban para pemimpin, yang oleh bahasa politiknya “merakyat” dari istilah itu pula pemimpin yang mencintai dan menyayangi rakyatnya, atau menurut makna syariatnya; mencintai rakyat sebagai dasar cinta pada Allah. Menyayangi berarti menjauhkan rakyatnya dari azab dan hukuman Allah.

4. Berharap pertemuan dengan Allah. Pemimpin yang merindukan pertemuannya dengan Allah, mengisi hidupnya dengan amal SHALEH. Keshalehan pemimpin adalah keteladanan ummat.

Dari uraian tersebut yang jauh dari kesempurnaan, menitipkan harapan semoga pemimpin dinantikan ummat dihari depan dengan kepribadian dasar tersubt dapat terwjud. Yaitu PEMIMPIN YANG BERIMAN DAN BERTAQWA. Karena hanya dengan IMAN DAN TAQWA pula yang dapat mengantarkan ummat hidup dalam naungan berkah Allah. Dan kepada Allah kami mohon perlindungan dan ampunan.

Minggu, Maret 29, 2009

PEROSES LAHIRNYA PEMIMPIN

Islam agama samawiyah yang diturunkan oleh Yang Maha Suci, dan yang menerima hanya yang suci pula. Karena itu pula tidak ada yang suci kecuali melalui peroses yang suci, salah satu diantara perkara yang sangat penting dalam Islam adalah pemimpin. Dalam Al Qur'an, oleh Allah SWT mengisahkan tentang sejarah lahirnya pemimpin yang melalui peroses yang suci dan selamat dari pemimpin yang melalui peroses yang kotor nan jahat. Peroses alami manusia dari lahir, pembentukan peribadi dengan cara yang suci, seperti yang difirmankan oleh Allah SWT :

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفاً فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. ( QS Ar Rum : 30 )

Kisah dalam Al Aqur'an tentang lahirnya pemimpin ummat yang membawa risalah tauhid bukan datang dengan tiba-tiba, tetapi melalui proses, seperti kisah para nabi, sebelum menjadi nabi, mereka terperoses lewat kehidupan sehari-hari dengan melakoni dua pekerjaan berat yaitu :
1. Para Nabi sebelum menjadi nabi pernah menjadi pengembala.
2. Para Nabi sebelum menjadi nabi pernah jadi pedagang,

1. Sebagai pengembala kambing, pekerjaan ini merupakan peroses lahirnya pemimpin ummat, karena kambing adalah binatang ternak yang paling susah diatur, bermakna bahwa, menjadi tukang gembala kambing dibutuhkan kesabaran. Gembala kambing adalah pekerjaan yang mulia, karena pekerjaan ini merupakan : (a) pekerjaan para nabi, (b) pekerjaaan ini memproses kepribadian muslim sejati, menjadi sabar, (c) pekerjaan ini adalah pekerjaan yang memproses lahirnya pemimpin, karena menjadi pemimpin dibutuhkan kesabaran dan keyakinan terhadap ayat ayat Allah SWT. Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam Al Qur'an :
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ

Artinya : Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami.( As Sajadah; 24 )

Menghadapkan wajah pada agama yang lurus (bertauhid) yang benar, merupakan kunci kesuksesan mancapai kesabaran dalam menjalankan tugas suci, sebagai fitrah kemanusiaan, sukses mengatur kambing, dengan menggiring kepadang rumput, memberikan minum, memasukkan kandang dibutuhkan, dibutuhkan kepribadian khusus yang disebut SABAR. Sabar ini pula yang mengantarkan seseorang dapat manjadi pelayan (Pemimpin ) yang baik terhadap rakyatnya. Kalau kambing digiring kepadang rumput dan masuk kandang dengan baik, maka pemimpin menggiring rakyatnya masuk dalam petunjuk Allah, baik dalam bentuk perintah yang wajib diataati, maupun larangan yang wajib untuk ditinggalkan.

Menghadapkan wajah pada agama yang lurus sebagai fitrah, atau asal kejadian manusia yang dilahirkan dalam keadaan suci, memproses lahirnya pemimpin yang menghargai hak asasi manusia, sebagai realisasi keyakinannya terhadap ayat Allah SWT. Bahagian dari peroses awal lahirnya pemimpin adalah peroses keyakinan tarhadap Allah SWT sebagai pendidikan ketauhidan. Dalam Hadits Rasulullah tentang fitrah manusia sebagai berikut : Setiap manusia lahir dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanya yang memperosesnya menjadi YAHUDI, ATAU NASHARA, ATAU MAJUZI.

2. Pedagang adalah pekerjaan tua didunia ini, dan para pemimpin ummat sebelum menjadi nabi pernah jadi pedagang, apa rahasia perdagangan ?. Dagang adalah pekerjaan yang paling berat untuk berlaku jujur, itulah sebabnya para nabi sebelum menjadi nabi atau pemimpin ummat diproses kejujurannya melalui pernaiagaan. Pelajaran yang paling berharga yang dikisahkan oleh Allah lewat proses kejujuran tersebut adalah, ketika menjadi pemimpin ummat berhenti menjadi pedagang, itulah sebabnya Umar bin Khattab sebelum jadi khalifah menjadi pedagang, dan ketika menjadi khalifah berhenti jadi pedagang. Dagang adalah pekerjaan yang dapat mengantarkan menjadi yakin akan ayat ayat Allah, sehingga lahir kepribadian yang sempurna dan takut terhadap azab dan hukuman Allah, dan terhindar dari pedagang yang culas, merugikan timbangan dan takaran, pantang bohong, dagang lambang kekuasaan terhadap benda mati yang gampang diatur, tapi berintraksi dengan manusia lain dalam aturan kehidupan dan peningkatan kesejahteraan. Itulah yang disebut kejujuran dan kebenaran.

Proses tersebut merupakan fitrah yang wajib dilewati oleh setiap manusia, sehingga ketika menjadi pemimpin bukan lagi mengurus BENDA MATI, TAPI YANG DIURUS ADALAH BENDA HIDUP. Kalau Terhadap benda mati yang tidak punya akal saja bisa berbuat benar dan jujur apatah lagi dalam mengurus benda hidup yang mempunyai akal, benda mati yang diurus tidak mendengar tidak tahu suara azan, tapi ditinggalkannya benda mati tersebut untuk memenuhi panggilan azan, walaupun benda itu, tidak mengerti tentang panggilan tersebut, bagaimana kalau rakyat yang diurus yang dapat melihat orang yang azan, mendengar, atau yang melakukan azan tersebut. Itulah fitrah yang memperoses menjadi orang jujur. Tidak sedikit pemimpin hari ini padagang sebelum memimpin, memperbesar perdagangannya ketika menjadi pemimpin, Yang hebat lagi tidak tahu dagang ketika rakyat biasa, tiba gilirannya menjadi pemimpin justru ahli dagang, bukan hanya benda mati yang diperdagangkan, tapi juga RAKYAT SEBAGAI BENDA HIDUP YANG DIPERDAGANGKAN.

Pedagang yang sukses, membentuk keyakinan pada dirinya terhadap ayat ayat Allah, akan tampil sebagai pemimpin yang jujur pada rakyatnya, kepercayaan yang terbangun pada diri nabi sebelum menjadi nabi, mendapat amanah khusus menjalankan perdagangan Khadijah, dengan modal kejujuran dan kebenaran, maka ketika diutus oleh Allah menjadi pemimpin (Rasul) tidaklah berat baginya menjadi pemimpin yang jujur dan bertingkah laku yang benar, karena proses tersebut telah dilewti dengan sempurna.

Menjadi gembala kambing atau pedagang, bukanlah merupakan kunci mati untuk menjadi sabar dan jujur, sesungguhnya profesi apapun yang ditekuni ada satu kata kunci yaitu kalimat yang terdapat dalam surah As Sajadah tersebut : PEMIMPIN-PEMIMPIN YANG MEMBERI PETUNJUK DENGAN PERINTAH (URUSAN) KAMI. Bahwa yang dapat menjalankan tugas suci tersebut hanyalah mereka yang memperoses dirinya lewat proses yang suci, sehingga terpadu antara kesabaran dan keyakinan, dengan berbagai macam lapangan pekerjaan.Tidak ada seorang pemimpin yang mampu menggiring rakyatnya masuk kedalam petunjuk Allah, kecuali yang sabar dan yakin dengan ketetapan YANG MAHA RAJA. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda, yang artinya “ semua kalian adalah pemimpin, dan kalian akan dimintai pertanggung jawaban dari yang kalian pimpin.

UJIAN KELAYAKAN PEMIMPIN

Kelestarian alam dan seluruh isinya, baik dalam skala global maupun lokal tergantung dengan kepribadian dan gaya pemimpinnya, karena itu Al Qur`an merangkum secara lengkap sistem kepemimpinan ummat yang lalu sebagai refrensi dasar dalam menatah kepemimpinan ummat diabad modern ini, Dari kepribadian dan gaya yang berbeda seperti; NAMRUD, FIR`AUN, ABU LAHAB, SAMIRI, QARUN dsb, disisi lain Allah SWT menampilkan sosok NABI IBRAHIM, NABI MUSA, NABI MUHAMMAD dan masih banyak yang lain, tidak disebutkan satu persatu. Mau meniru kepribadian dan gaya siapa ?
Dalam Islam menjadi pemimpin bukan hal yang kebetulan dan tiba tiba, tapi melalui ujian yang cukup berat, dimana ujian tersebut bukanlah sebuah batu sandung, tapi batu asah, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur`an;

وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَاماً قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Rabbnya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".( Al Baqarah : 124 ).
Ujian lapangan yang diujikan kepada Nabi Ibrahim dengan beberapa kalimat yang mengandung perintah dan larangan dijawab dengan sempurnah. Mteri ujian “ beberapa kalimat” berbeda pendapat ulama tafsir, ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah ujian tauhid, ada juga yang mengatakan ujian ketaatan, kesabaran dan ada yang berpendapat ujian kebenaran dst yang didalamnya terkadung perintah dan larangan. Lalu siapa yang mengujinya? Diuji oleh Rabb yang Esa dalam kekuasaannya, diuji oleh Rabb yang Maha Kaya. Diuji oleh Rabb yang Maha Tinggi tanpa kepentingan, diuji oleh Rabb yang Maha Benar, tanpa kebutuhan. Ketika lolos dari ujian lapangan tersebut, kata Allah SWT sungguhnya aku akan jadikan pemimpin bagi seluruh manusia. Kisshah ini sebuah renungan bagi para calon pemimpin, disaat mereka melalui ujian kelayakan untuk memperebutkan kepemimpinan, para pengujinyapun dari partai politik yang ditumpanginya, dan tidak sedikit mengalami ujian pertama BERAPA MILLIAR kesanggupanmu?. Atau sebaliknya calon pemimpin yang menguji “ Berapa yang harus saya bayar” ? Catatan sejarah Ummat Islam Indonesia, yang lebih khusus Sul Sel, gonjang ganjing tentang pilgub, bahwa seorang calon gubernur “Aziz Qahar” pada saat itu dimintai uang oleh salah satu partai kualisi, dimana partai tersebut konon partai DA`WAH, sebagai ujian pertama yang harus dilewati, bukan hanya sampai disitu, tapi calon dipimpinpun (rakyat) diuji dengan sama, sehingga melibatkan semua level masyarakat terlibat dalam kejahatan kekuasaan.

Renungan ujian yang disajikan oleh Allah SWT tersebut, bahwa Allah yang menobatkan dan memberikan kepemimpinan setelah lolos melewti ujian dengan sempurnah, tiada satu perintah yang datangnya dari Allah kecuali dilaksanakan sesuai dengan syariatNya, dan tidak satupun larangan yang dilarang oleh Allah kecuali dia mampu meninggalkannya. Itulah sebabnya tidak seorangpun Nabi dan ahlul hikmah yang meraih kepemimpinannya lewat sogokan, kejahatan kekuasaan, premanisme, janji palsu, pemalsuan data, dan menghalalkan segala cara, begitu pula para khalifah setelah para, hasilnya lahir pemimpin yang berkualitas, yang mampu mewujudkan masyrakat yang bertauhid. Dari keseluruhan pemimpin tersebut diuji dilapangan tauhid, dan tidak seorangpun diuji diruangan ber AC.
Dengan lolosnya Nabi Ibrahim AS melewati ujian dengan sempurnah, maka Allah SWT melantiknya jadi pemimpin, Lalu Nabi Ibrahim memohon pada Allah SWT agar keturunannya jiga dijadikan pemimpin ummat, tapi juga setelah melalui ujian seperti firman Allah SWT :

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar ( Al Baqarah : 155)


Materi aqidah yang diujikan pada pemimpin berupa; Takut, lapar, kekurangan harta, jiwa buah buahan dalam rangka menambah keyakinan mereka pada Allah bahwa, tidak ada yang mampu menghilangkan rasa takut kecuali rasa aman dan tenteram yang dijanjikan Allah SWT. Keleparan yang terindikasi dengan istilah kerisis ekonomi, merupakan ujian bagi seorang pemimpin bahwa, kekenyangan bukanlah satu satunya yang dapat menyelesaikan problematika ummat. Kekurangan harta,jiwa dan buah buahan, merupakan materi ujian yang tidak sedikit orang gagal, karena itu penyelesaian keummatan bukanlah ditentukan dengan banyaknya materi, seperti yang dihambur hamburkankan calon pemimpin hari ini, atau seperti politikus yang menggadaikan partainya yang menyebabkan lahirnya nada miring “SANGAT SUSAH MEMPERCAI ORANG PARTAI JADI PEMIMPIN” . Karena terbukti menjadi pemimpin saja dipartainya berantakan, bagaimana mempin multi partai dan golongan. Kalau mau ditelusuri dinegeri bencana ini, akan lahir sebuah pertanyaan “ Sudah adakah orang partai yang memimpin dinegeri ini sukses?’ Selama akal masih sehat dan hati yang bersih akan menemukan jawaban –belum pernah ada.

Diakhir ayat tersebut yang dapat memberikan jawaban dengan sempurnah adalah kesabaran, karena itu Allah SWT, mengatakan berikanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar. Kesabaran dalam takut, lapar dan segala kekurangan adalah menjaga ketaatan terhadap Allah SWT, baik diseluruh lini ibadah maupun dalam segala lapangan mu`amalah.
Dengan dijadikannya Nabi Ibrahim sebagai pemimpin dan atas dasar permintaannya agar keturunan Nabi Ibrahin juga dijadikan pemimpin, dijawab oleh Allah bahwa janjiku itu tidak mengenai orang orang yang zalim, yang artinya orang yang ZALIM untuk selamanya tidak dirdhai oleh Allah SWT menjadi pemimpin, karena ditangan kekuasaan orang orang zalimlah yang menyebabkan turunnya musibah dan semua jenis bencana. Renungkanlah firman Allah SWT :
وَتِلْكَ الْقُرَى أَهْلَكْنَاهُمْ لَمَّا ظَلَمُوا وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِم مَّوْعِداً

Dan (penduduk) negeri telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka ( Al Kahfi; 59).


Memang harus menjadi renungan ummat, bahwa orang zalim bukan hanya tidak diridhai tapi juga mengundang malapataka dan kehancuran, seperti yang kita rasakan sekarang di dunia ini, sementara diakhirat;الظـلـم ظـلـمـا ت يـوم ا لـقـيـا مة ; Kezaliman adalah kegelapan dihari qiamat.

PEMIMPIN SEJATI

Firman Allah SWT :
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ إِلاَّ رِجَالاً نُّوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ

Artinya : Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. ( QS An N ahl : 43 )

Menurut Attabary, Ayat ini memberitakan kepada Nabi Muhammad, bahwa tiada satupun yang diutus oleh Allah SWT menjadi pemimpin ummat sebelummu kecuali RIJAL.Pemimpin ummat yang diutus oleh Allah mereka adalah lelaki yang dikontrol oleh wahyu Allah, atau pemimpin sejati itu terukur, sejauh mana menjalankan kepemimpinan­nya dengan ukuran wahyu ( Al Qur`an ). Siapakah RIJAL yang diabadikan oleh Allah dalam Al Qur`an, yang ideal menjadi pemimpin ummat ?
Firman Allah SWT :
رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاء الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْماً تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ

Artinya : Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan pengli­hatan menjadi goncang. ( QS An Nur : 37 )

Dalam ayat tersebut terdapat kalimat perniagaan dan jual beli, dimana pekerjaan tersebut selalu menyibukkan manusia yang menyebabkan terjadinya kelalaian, dengan tujuan semua bentuk kesibukan dunia yang membuat pelakunya lalai untuk ingat Allah, mulai dari pekerja keras yang mengurus pertanian, perkebunan, sampai pada level pekerja halus yang mengelola pemerintahan, itulah kesibukan dunia yang melalaikan. Maka seorang pemimpin sejati terpatri dalam dirinya untuk tidak dilalaikan oleh dunia terhadap perkara perkara sebagai berikut;
  1. Ingat Allah, yang berarti melaksanakan segala ketentuan, hukum dan syariatnya.
  2. Menegakkan Shalat, Mendirikan shalat bukan hanya sekedar melaksanakan shalat dari rukun dan syarat shanya tapi juga menjaga nilai shalat dalam segala lini kehidupan.
  3. Membayar Zakat, yang dimaksud disini bukan hanya terbatas pada pembayarannya, bahkan mencakup segala hal yang tersangkut paut dengan zakat, mulai dari pengumpulannya dan orang-orang yang mengumpulkannya sampai pada penyalurannya secara syariah merupakan tanggung jawab pemimpin.
  4. Rasa Takut Akan Kegoncangan Hati, Penglihatan pada sutu hari, Bahwa seorang pemimpin sejati selalu menghawatirkan pada dirinya, kalau hatinya goncang hanya karena jabatan dunianya, dan takut jikalau matanya terpedaya oleh kehidupan dunia, sehingga tidak mampu melihat kebenaran yang hakiki.
Firman Allah SWT :
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ

Artinya : Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah ... ( QS Al Ahzab : 23 )
  • Pemimpin sejati hanya dapat ditemukan diantara orang-orang yang beriman, maka ayat ini memberikan isyarat kepada orang yang beriman, kalau mencari pemimpin, cari dari golongan yang beriman. Timbal baliknya siapa yang memilih pemimpin karena uangnya bukanlah tergolong orang yang beriman.
  • Pemimpin sejati adalah mereka yang komitmen dengan janjinya dengan Allah SWT. Komitmen untuk tidak meninggalkan apa-apa yang telah difardukan oleh Allah. Maka kalau ada pemimpin yang menggugurkan janjinya pada Allah, apatah lagi dengan janjinya terhadap sesama manusia.
Dari rijal (Pemimpin) tersebut diatas dengan segala kapasitas yang dimilikinya dengan control wahyu (Al Qur’an) dalam menjalankan kepemimpinannya sebagai mana para Rasul Allah yang telah sukses mengantarkan masyarakatnya sebagai ummat yang dirahmati oleh Allah SWT. Tugas suci tersebut adalah wajib diteladani oleh seorang pemimpin sejati.

Selain dari kata rijal (Pemimpin), juga terdapat kalimat “Ahlul Zikr” sebagai rujukan dalam mengambil kebijakan jikalau tidak ada pengetahuan terhadap sesuatu. Allah SWT memerintahkan dalam bentuk lafaz umum “maka Tanya ahli zikr jika kalian tidak mengetahui” terlebih kepada pemimpin wajib hukumnya bertanya pada ahli zikr jika dia tidak tahu tentang hal-hal yang menyangkut perkara penyelesaian keummatan.

Apakah " ahli zikr " yang dimaksud dalam dalam Al Qur`an tersebut ?
  • Menurut Ibnu Wahab, Azzikr itu Al Qur`an , Maka Tanya orang yang mengerti tentang Al Qur`an, karena tidak ada permasalahan ummat yang tidak ada penyelesaiannya dalam Al Qur`an.
  • Menurut Ibnu Zaid, Ahli Zikr adalah orang yang mengerti tentang kitab dan qisshah nabi nabi. Bahwa tidak seorang nabi yang diutus melainkan untuk mengurus kaum dan ummat yang dihadapinya, atau pendekatan idial mereka yang tahu tentang Al Qur`an dan hadits.
  • Qurtuby berpendapat, Ahli zikr artinya Ahlul Ilmi, mereka yang memiliki kepasitas ilmu sesudah para nabi yang mampu mengambil istimbat hokum secara syar`I atau para “ulama”, karena ulama adalah pewris Nabi. Karena itu pemimpin sejati adalah mereka yang senantiasa dekat dengan nasehat ulama. Nabi SAW, pernah bersabda dalam haditsnya, ( شـر ا لـعـلـمـاء أقـرب مـن الأ مـراء وشـر ا لأ مـراء أ بـعـد مـن ا لـعـلـمـاء ( رواه ابـن مـا جـة , yang artinya sebagai berikut : “ Sejelek jelek ulama yang dekat-dekat dengan kekuasaan dan sejelek jelek penguasa yang jauh dari ulama ”. Dalam hadits Rasulullah SAW tersebut menerangkan bahwa bukanlah ulama yang mendatangi pemimpin, tetapi pemimpin yang harus senantiasa meminta nasehat ulama dalam mengambil kebijakan, bukan meminta kepada ulama untuk membenarkan kebijakan yang telah diputuskan, Karena semua keputusan yang tidak memiliki landasan syar`i adalah produk hawa nafsu.
Dan diakhir ayat tersebut diatas “jika kalian tidak tahu” yang artinya seorang pemimpin sejati wajib membekali dirinya dengan ilmu, bukan hanya ilmu pemerintahan dengan amanahnya tapi juga harus memahami ilmu yang tersangkut paut dengan syariah, dan ilmu fiqhi. Sebagaimana ungkapan “politik kekuasaan” oleh Salahuddin Al Ayyuby ; AMIRUKUM USTAZDUKUM WASYA`BUKUM LAESA `ABDUKUM. yang artinya : pemimpinmu adalah gurumu dan rakyatmu bukan hambamu. Pernyataan politis ini di ungkapkan disaat dia menjabat sebagai Khalifah (pemimpin). Pemimpin merupakan guru pilihan dan panutan ummat, serta tidak memposisikan rakyatnya sebagai budak, yang kapan dan dimana saja dapat dihina, dicelah, direndahkan, dan dilecehkan. Dengan demikian pemimpin bertanggung jawab mengantarkan rakyatnya menjadi ummat yang dapat memisahkan antara hak dangan yang bathil sebagai amanah kepemimpinan yang akan dipertanggung jawabkan dihadapan yang ALLAH YANG MAHA KUASA atas kekuasaan yang diberikan padanya didunia ini.

Jumat, Maret 27, 2009

HIJRATUR RASUL

إِلاَّ تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُواْ ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللّهَ مَعَنَا فَأَنزَلَ اللّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُواْ السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللّهُ عَزِيزٌ حَكِيم


Artinya : Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekkah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah Itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ( QS At Taubah : 40 ).


Setelah 13 tahun di Mekah bersama dengan para sahabatnya hidup penuh dengan cobaan dan ujian dari penghinaan dan pengolok-olokan yang dilontarkan “kafir Quraisy “ dalam menjalankan risalah TAUHID, bukan membuatnya kecutdan ketakutan, bahkan semaakin teguh terhadap kebenaran dalam rangka mendapatkan ridha Allah, sebagaimana dalam firman Allah :


وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاء مَرْضَاتِ اللّهِ وَاللّهُ رَؤُوفٌ بِالْعِبَادِ


Artinya : Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. ( QS Al Baqarah : 207 )


Dari dua ayat tersebut diatas bahwa peroses hijrah Rasulullah SAW murni kehendak dan ketentuan Allah, sebagai cara untuk menolong hambanya. Ketika Rasulullah SAW berada dalam gua Tsur berdua dengan sahabatnya Abu Bakar Ashshiddiq, lahir kekhawatiran Abu Bakar, karena mendengar hentakan kaki orang orang yang ingin membunuh Rasulullah, itulah Rasulullah berkata pada Abu Bakar jangan bersedih ( berduka cita ) dengan sabdanya : مـا ظـنـك باء ثــنــيـن أ لــلــه ثـالــثـهـمـا bagaimana persangkaanmu yang berdua, bertiga dengan Allah. Peroses hijrah tersebut ssebagai peroses prtentangan antara yang hak dengan batihil, dimana ketika Rasulullah akan hijrah rumahnya dikepung oleh kafir quraisy, sementara waktu itu hanya berdua dengan Ali Bin Abi Thalib, lalu diserahkan tempat tidurnya Kepada Ali dalam usia 16 tahun. Rasulullah SAW sebagai pembawa risalah tauhid dengan jaminan Allah SWT, dengan firmannya :


وَمَن يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللّهِ يَجِدْ فِي الأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَن يَخْرُجْ مِن بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلى اللّهِ وَكَانَ اللّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا


Artinya : Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang Luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS An Nisa : 100 ).


Ketika berada dalam gua tsur selama tiga hari tiga malam untuk menjauhi kesan dari kafir quraisy sebagai sebagai suatu sebab turunnya pertolongan Allah terlepas dari kegelapan kesyirikan dan kejahilan serta khurapat menuju kecahaya iman, kebahagiaan dunia dan akhirat, leawt perjuangan dan kesabaran demi terwujudnya “ Manhaj Rabbaniyah “ , firman Allah SWT :


وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاء مَرْضَاتِ اللّهِ وَاللّهُ رَؤُوفٌ بِالْعِبَادِ


Artinya : Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. ( QS Al Baqrah : 207 )


Hijrah merupakan peristiwa yang sangat agung dalam Islam, baik dalam bentuk historis ( sejarah ) keummatan maupun dalam bentuk sejarah kemanusiaan, karena hijrah awal dari perjalanan tauhid melawan kemusyrikan, iman dan kafir serta antara hak dan bathil, bahkan antara makar kafir dan makar Allah sebagaimana dalam firmannya :


وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُواْ لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللّهُ وَاللّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ


Artinya : Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya. ( QS Al Anfaal : 30 )


Hijratur Rasul adalah perjalanan tauhid, iman, jihad dan akhlak, sehingga membutuhkan pengorbanan yang besar baik secara peribadi maupun kelompok orang orang yang beriman, bukan hanya sekedar meninggalkan tempat kelahiran terdapat baitullah didalamnya yang merupakan kiblat seluruh ummat islam dunia tapi juga meninggalkan sanak keluarga dan harta benda, sebagai konsekwensi perjuangan tegaknya risalah tauhid dan menjadikan kjalimat kafir pada tempat yang serendah rendahnya serta menjadikan kalimat Allah diatas segala galanya sebagai kalimat yang tertinggi. Renungkan firman Allah SWT dalam Al Qur`an :


وَالَّذِينَ تَبَوَّؤُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ


Artinya : Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ’mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung . ( QS Al Hasyr : 9 )


Renungan penting dalam ayat tersebut adalah hijratur Rasul adalah sebuah kejadian yang memerlukan pengorbanan yang besar dengan hasil yang besar lahirnya sifat sifat agung yang ditampilkan oleh kaum “ ANSHAR “ terhadap kaum muhajirin, juga hijratur rasul adalah wadah perekat persaudaraan, dimana sebelumnya belum pernah terjadi.

HAKEKAT HIJRAH

Semua Nabi yang diutus oleh Allah SWT dalam rang menjalankan risalah tauhid, ditengah kaum masing masing, adapun Rasulullah SAW diutus untuk semua manusia dan rahmat bagi alam semesta. Bahagian yang terpenting risalah tahid yang dipikul diatas pundak Rasulullah SAW yang patut manjadi kajian dasar adalah “ pemahaman yang benar terhadap perkara hijrah “ Karena peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang agung dalam sejarah keummatan. Kenapa dan bagaimana peristiwa besar itu terjadi ?


1. MAKNA HIJRAH


Makna hijrah dijtinjau dari segi penggunaan Al Qur`an وا لــرجــز فـا هــجـر dan terhadap dosa/perbuatan kotor , maka hijralah ( tinggalkanlah ). Dari penggunaan bahasa Al Qur`an tersebut yang berhubungan dengan kalimat hijrah adalah kalimat ا لــر جــز adalah semua yang menimbulkan dosa, yang menjijikkan, yang kotor kotor dan semua yang dimurkai Allah, termasuk kotornya politik sebagai contoh pembantaian manusia yang tidak berdosa di Tanjung Periuk Jakarta, Talang Sari Lampung, peristiwa DOM di Aceh dan masih banyak perbuatan dosa lain yang dilakukan oleh sang penguasa dan kroni kroninya pada saat itu, tiba tiba disebut pahlawan oleh kroninya saat sekarang ini demi mencari massa. Kalau kotoran anjing dapat dihilangkan dengan mencuci tujuh kali dan sekali bercampur dengan tanah, tapi kotornya politik tidak dapat dicuci kecuali taubat.


Hijrah ditinjau dari peristwa yang agung tersebut, dalam perjalanan nabi dari Mekah ke Madinah turun ayat perang yang mengizinkan memerangi mereka karena kezalimannya, sehingga sebahagian ulama memberi makna hijrah ; مــرحـلـة مــن مــرا حـل ا لــجــهــا ديــة jenjang dari jenjangnya jihad ”. Itulah sebabnya Nabi setelah hijrah turun perintah jihad dijalan Allah.


Hijrah ditinjau dari tegaknya sebuah kekuasaan sebagaimana yang terjadi dizaman Nabi dan para Khalifah sesudahnya dipahami oleh sebahagian ulama, bahwa makna hijrah adalah ; الاء ســتــعــداد اقـا مــة د ولـة الاء ســلا مــيـة persiapan tegaknya Daulah Islamiah.


2. TUJUAN HIJRAH


Hijrah sebagai perjalanan tauhid yang penuh dengan pengorbanan, perjuagan dan kesabaran sebagai realisasi ketaatan terhadap perintah Allah SWT, maka hijrah tersebut bukan perjalanan tanpa tujuan yang jelas. Karena itu pula hijrah kalau dilihat dari pengertian pada poin pertama, akan mencapai pada tujuan jelas pula :


a) حــمـا يــة ا لــتـوحــيـد( Memelihara Tauhid )


Selama tiga belas di Mekah menjalanakan tugas sebagai Rasul pembawa risalah tauhid sebagaimana yang terdapat dalam Al Qur`an :


شَهِدَ اللّهُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلاَئِكَةُ وَأُوْلُواْ الْعِلْمِ قَآئِمَاً بِالْقِسْطِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ


Artinya : Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ( QS Ali ‘Imran : 18 )


Seiring dengan perkara tersebut, bahwa hijrah sebgai benteng aqidah.karena itu pula kalimat hijrah masuk dalam tiga hal yang tidak terpisah dalam Al Qur`an, iman hijrah dan jihad seperti firman Allah SWT :


إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ هَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أُوْلَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللّهِ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ


Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS Al Baqarah : 218 )


Mereka yang mengharap rahmat Allah adalah orang orang beriman, orang yang hijrah dan orang yang berrjihad dijalan Allah SWT. Maka ditahun kedua hijriah tepatnya 17 Ramadhan terjadi perang badar sebagai peraktek tauhid dilapangan kehidupan. Dan Allah menepati janjinya dengan menurunkan beribu ribu malaikat berbaris baris memenangkan tauhid terhadap kesyirikan.


b) تــنـفــيـذ حــكـم ا لـلــه( Melaksanakan Hukum Allah )


Salah satu dari pelaksanaan hukum Allah adalah hijrah total dari hukum jahiliah menuju ke hukum yang yang baik dan sempurnah, marilah kita renungkan firman Allah SWT tentang hukum jahiliah sebagai ibrah :


وَأَنِ احْكُم بَيْنَهُم بِمَآ أَنزَلَ اللّهُ وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَاءهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَن يَفْتِنُوكَ عَن بَعْضِ مَا أَنزَلَ اللّهُ إِلَيْكَ فَإِن تَوَلَّوْاْ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللّهُ أَن يُصِيبَهُم بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ


Artinya : Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. ( QS Al Maaidah : 49 ).


أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ


Artinya : Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? ( QS Al Maidah : 50 )


c) ا لــتــشـــريــع ( Penegakan Syariat )


Syariah adalah satu satunya penyelasaian ummat yang tidak terdapat didalamnya kezaliman, kejahatan kenistaan dan kesensaraan, bahkan dengan syariat, tumbuh subur keadilan, kebenaran, keamanan dan ketenteraman, itulah sebabnya syariah merupakan perioritas utama yang dijalankan dalam rangka menjalankan roda pemerintahan di Madina sebagai pusat kekuasaan Islam, Dengan tegaknya syarriah seiring dengan tegaknya perintah Allah SWT :



ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِّنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاء الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ



Artinya : Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. ( QS Al Jaatsiyah : 18 ).


Dari ayat tersebut memberi keterangan bahwa semua aturan yang bukan disyariatkan oleh Allah adalah bersifat mengikuti hawa nafsu dan tidak ilmiah.

Kamis, Maret 26, 2009

Z A K A T

Zakat adalah salah satu diantara lima rukun Islam, sebagaimana rukun yang lain seperti syahadat, shalat, puasa dan haji, karena itu setelah wajib zakat disyariatkan pada tahun kedua Hijriah dan turun sebagai perintah Allah SWT, karena itu barang siapa yang lalai dari perkara zaakatnya sesungguhya lalai dari rukun agamanya, dan barang siapa yang meninggalkan zakat berarti meninggalkan rukun agamanya atau jatuh kedalam kekafiran.


Begitu agungnya perkara zakat, sehingga Allah menggandengkan didalam Al Qur`an antara shalat zakat 82 kali dengan ayat yang berbeda. Sebagai bukti bahwa antara shalat dan zakat sangat berhubungan dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Dengan penjalasan ini pula Khalifah pertama dalam Islam setelah Rasulullah SAW. yaitu Abu Bakar Ashshiddiq ra mengatakan :


لأ قــا تــلــن مــن فـــرق بــيــن ا لـــصــلا ة وا لـــز كــا ة حــيــنــمـا جــمــع ا لــلــه بــيــنــهــمـا فـــى ا لــــقـــرأ ن


Artinya : Saya akan perangi siapa yang memisahkan antara shalat dan zakat ketika Allah menyandingkan antara keduanya dalam Al Qur`an.


Karena itu pula Zakat hukumnya wajib dan kafir bagi yang mengingkarinya serta wajib diperangi bagi yang menolak mengeluarkannya. Dengan agungnya perkara zakat ini membentuk kepribadian bagi yang menunaikannya dengan memperhatikan hal hal sebagai berikut :


MAKNA ZAKAT


Zakat berasal dari kalimat زكـى bersih dan berkembang, Allah menyebutkan ا لـزكـا ة karena yang dibersihkan adalah jiwa dan harta, karena itu pulah orang yang mengeluarkan zakat dari hartanya akan semakin tumbuh dan berkembang walaupun tidak terasa, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :


قـا ل صـلـى ا لـلـــه عــلــيـه وســلــم : مـا نــقــص مـا ل مــن صــد قــة " tidak berkurang harta dari shadakah "


Makna zaakat menurut syariah ; حـق وا جـب فـى مـا ل خـا ص لطا ئـف مـخـصوصة فى وقـت مـخصوص Hak yang wajib dikeluarkan pada harta tertentu untuk golongan tertentu pada waktu tertentu. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur`an :


خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيم


Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui (QS At Taubah : 103 )


Dengan demikian zakat membersihkan jiwa dari sifat kikir dan ujian bagi orang kaya untuk mendekatkan diri pada Allah melalui zakat dengan mengeluarkan harta yang dicintainya. Pada dasarnya zakat mal tidak ada hubungannya dengan bulan Ramadhan, tapi terikat dengan nisab dan haul (waktu ) bagi yang membutuhkan haul, serta tersangkut paut dengan yang wajib mengeluarkan dan kepada golongan mana penyalurannya, juga terkait denganjenis harta yang dizakati. Kebanyakan saudara kita menanti bulan Ramadhan untuk membayar zakat hartanya dengan alas an pahalanya dibulan Ramadhan lebih tinggi dan agung, pada sisi yang lain kalau sudah haul tidak boleh ditunda haknya delapan asnaf yang disebutkan dalam Al Qur`an.


Pelaksanaan syariat Islam termasuk zakat tidak sempurna kecuali terpenuhi syarat syatat wajib tersebut seperti:


1. Muslim, Karena itu tidak wajib bagi orang kafir walaupun kaya raya, sebab zakat itu adalah ketaatan, sebagaimana dalam riwayat Muadz ketika ditus ke Yaman; serulah mereka untuk dua kalimat syahadat dan shalat, dan apabila mereka sudah taat, beritahukan pada mereka bahwa sesungguhnya Allah memfardukan pada mereka ZAKAT diambil dari orang kayanya dan dikembalikan pada fakirnya ( Bukhari dan Muslim ). Itulah sebabnya syarat wajib zakat adalah Islam.


2. Hurriyah ( Merdeka ), Seorang yang tidak merdeka atau status sebagai budak tidak wajib baginya zakat, karena tidak memiliki harta, sebab harta dan dirinya adalah milik tuannya, maka yang kena wajib zakat adalah tuannya.


3. Cukup Senisab, Nisab artinya jumlah harta yang dimiliki cukup menurut qadar ketentuan syariah sesuai dengan jenis harta tersebut.


4. Milik Sempurna, Harta yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah harta yang dimiliki secara sempurnah dan syah, maka tidak dikeluarkan harta yang bercampur dengan harta orang lain, sebagaimana tidak wajib zakat harta dari hasil korupsi, karena bukan milik sempurna.


5. Haul, Harta yang wajib di zakati adalah yang sudah haul, atau sudah cukup setahun, bagi harta yang membutuhkan haul. Sebab ada beberapa harta yang wajib zakat tidak membutuhkan haul seperti hasil pertanian…dst.


Ancaman / peringatan Terhadap Orang yang Tidak Membayar Zakat


Dalam hadits Rasulullah SAW mengancam orang tidak membayar zakat dengan hukuman berat diakhirat, agar mereka tergerak hatinya, karena takut akan azab Allah di akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam Shaheh Bukhari :


مـن أتـاه الـلــه مـالا فـلـم يـؤد زكـا تـه مـثـل لـه يـوم الـقـيا مـة شـجـاعـا أقـرع لـه زبـيـبـتـان يـطـوقـه يـوم الـقـيـا مـة ثـم يـأ خـذ بـلـهـزمـتـيـه يـعـني بـشـد قـيـه ثـم يـقـول : أنـا مـالـك، أنـا كـنـزك ثـم تـلا الـنـبـي صـلى الـلــه عـليه وسـلم الأية


Artinya : Siapa yang dikurniakan oleh Allah kekayaan tetapi tidak mengeluarkan zakatnya, maka pada hari kiamat nanti ia akan didatangi oleh seekor ular jantan gundul yang sangat berbisa dan sangat menakutkan dengan dua bintik ditas kedua matanya, lalu melilit dan mematuk keleherrnya, sambil bertariak “ saya adalah kekayaanmu, saya adalah kekayaanmu yang engkau timbun dulu” lalu nabi membaca ayat berikut :


وَلاَ يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَّهُمْ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُواْ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلِلّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاللّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ


Artinya : Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS Ali ’Imran : 180)


Ancaman Allah terhadap orang yang tidak membayar zakatnya didunia sebagaimana sabda Rasul SAW :


مـا مـنـع قـوم ا لـزكـاة الا ابـتـلا هـم الـلــه بـا لـسـنـيـن tidak suatu yang tidak membayar zakat, kecuali akan ditimpakan oleh Allah kelaparan dan kemarau panjang, ( Ibnu Majah) dalam hadits lain Rasul SAW bersabda : مـا خـا لـطـت ا لـزكـا ة مـا لا الا أ فـسـد تـه tidak bercampur antara zakat dan harta kecuali akan membinasakan kekayaan.

KONSEKWENSI IMAN

Konsep dalam Al Aqur`an, tidak terbatas pada pelaksanaan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa apa ayang dilarang oleh pembuat SYARIAT ( Allah ), tapi juga iman itu akan teruji dengan seluruh lini kehidupan, termasuk bagaimana bersaudara dalam iman, dan yang tidak kalah penting adalah konsekwensi iman dengan “TIGA MUSUH BEBUYUTAN YANG TIDAK ADA KOMPROMI “. Siapakah mereka sebagai musuh iman yang tidak boleh ada kompromi dengannya ? simaklah kajian singkat Al Qur`an tentang hal tersebut untuk mengukur keimanan kita, firman Allah SWT :


لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّلَّذِينَ آمَنُواْ الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُواْ وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَّوَدَّةً لِّلَّذِينَ آمَنُواْ الَّذِينَ قَالُوَاْ إِنَّا نَصَارَى ذَلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لاَ يَسْتَكْبِرُونَ


Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. dan Sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Kami ini orang Nasrani". yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena Sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri. ( QS Al Maaidah : 82 ).


Ketiga musuh iman ini sudah menjadi ketentuan Allah dalam Al Qur`an, maka kalau ada orang mengatakan dirinya beriman tapi tidak men jadikan tiga golongan tersebut sebagai musuhnya, sungguh mengumumkan kekafirannya terhadap ayat ayat Allah. Syekh Yasir ( Ulama Mujahid ) mengatakan “ عـلا قـتـنــا مــع هــؤلاء هــي عــلا قـة الـبــنـد قــيـة والـسـيــف “ Yang dapat menghubungkan kami dengan ketiga musuh itu adalah ujung senjata dan pedang. Siapa dan bagaimana ketiga musuh itu ? :


1. ا لـــيــهــود ( Orang Yahudi )


Yahudi yang dimaksud disini bukan hanya zatnya sebagai orang yahudi tapi juga “ yahudi secara sifat “ sehingga dalam Al Qur`an di suratul Fatihah Allah menyebut ; ا لــمـغــضــوب (golongan orang yang di murkai ). Mereka mendapat murka Allah karena meninggalkan kebenaran setelah mereka tahu, licik dan piawai dalam melakukan penipuan secara sistmatis. Dizaman Nabi Musa, seorang Yahudi Bani Israil yang bernama SAMIRI melakukan gerakan penipuan terhadap kaum Nabi Musa ketika Nabi Musa ke Turi Sina menerima wahyu, lalu Samiri bikin patung sapi dari emas dan mengatakan kepada kaumnya Musa “ Inilah yang disembah musa dan yang aku sembah”, bagaimana gerakan Samiri menjadikan dunia sebagai sesembahan yang lumrah disebut KAPITALISME, dalam rangka menjauhkan diri dari penghambaan pada Allah. Bibit inilah yang dtabur oleh Yahudi supaya perebutan kekuasaan dan harta menjadi sesuatu terbesar dalam kehidupan. Gerakan tersebut cukup efektif, karena yang mengaku KUMPULAN DA`I rela mengkhianati janji dan komitmennya demi kekuasaan, jabatan dan harta dunia, itulah keluarga besar SAMIRI.


Dizaman Rasulullah SAW golongan orang yahudi yang berada di Madina yang terdiri tiga golongan : Bani Qainuka, Bani Nazdir dan Bani Quraidza. Golongan Yahudi yang pertama khianat dengan perjanjian Nabi adalah Qainuka, bahkan mereka senang kalaau muslimah muslimah keluar rumah, baik di jalanan maupun di pasar, untuk diganggu, apalagi kalau sengaja muslimah muslimah (akhwat akhwat) diturunkan dijalan. Mereka itu diusir dari Madinah karena melanggar perjanjian yang disepakati. Sifat pengkhianatan Bani Qainuka ini, diikuti oleh Yahudi Bani Nazdir dan Bani Quraidzah, sehingga mereka diusir semua keluar dari Madinah, sebagaimana mereka diharamkan masuk BAITAL MAQDIS selama 40 tahun di zaman Nabi Musa atas pengkhiantaannya. Karena PENGKHIANTAN ITU PEMBUNUHAN KEMANUSIAAN.


2. وا لـلــذ يـن أ شــركــوا ( Orang-Orang Musyrik )


Kemusyrikan dan pelaku kesyirikan adalah musuh bebuyutan yang sudah menjadi ketetapan Allah SWT, yang tidak ada damai, dan kompromi, bahkan diperintahkan untuk diperangi, sebagaimana mereka memerangi orang orang yang beriman, firman Allah SWT :


وَقَاتِلُواْ الْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَآفَّةً وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ مَعَ الْمُتَّقِين


.... Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. ( QS At Taubah : 36 ).


Syirik bukan hanya menyembah batu, menganggap karamat pohon besar, tapi kemusyrikan itu adalah semua ucapan, perbuatan dan keyakinan yang melecehkan kesucian ajaran Islam termasuk pengakuan tentang trinitas, dengan ikut serta merayakan natal dan tahun baru, tanpa melihat jabatan dan kekuasaan, diperintahkan untuk diperangi, bukan untuk damai dan kompromi sebagai konsekwensi iman pada Allah SWT, sebagaimana firman Allah SWT :


فَإِذَا انسَلَخَ الأَشْهُرُ الْحُرُمُ فَاقْتُلُواْ الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدتُّمُوهُمْ وَخُذُوهُمْ وَاحْصُرُوهُمْ وَاقْعُدُواْ لَهُمْ كُلَّ مَرْصَدٍ فَإِن تَابُواْ وَأَقَامُواْ الصَّلاَةَ وَآتَوُاْ الزَّكَاةَ فَخَلُّواْ سَبِيلَهُمْ إِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ


Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, Maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS At Taubah : 5 )


Perintah memerangi mereka dimanapun dan kapanpun kemusyrikan itu dijumpai. Karena kemusyrikan itu bahaya laten yang tidak pernah senang terhadap orang yang beriman. Orang musyrik adalah najis yang tidak diperkenankan untuk mendekati masjid, sementara memakmurkan masjid adalah simbol dan lambang keimanan. Dengan konsekwensi iman, perang terhadap kemusyrikan adalah peperangan sepanjang zaman, karena antara iman dan syirik dua hal yang tak akanketemu dalam waktu dan tempat yang sama.


3. ا لــذ يـن قـا لــوا إ نــا نــصــا رى ( Orang Orang yang Mengatakan Kami Nashara )


Musuh iman yang ketiga ini, dengan gaya lemah lembut untuk mengikis keimanan seseorang sampai menjadi murtad ( keluar dari Islam ), karena memang mereka ada ahli ibadahnya dan tidak sombong. Karena itulah, mereka memusuhi Islam lewat cara TANSHIRIAH (Keristenisasi). Gaya tolong menolong melalui makanan, berupa indomie, gula, atau apa saja yang disebut sembako. Renungkan firman Allah SWT :


وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّاراً حَسَدًا


Sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki.... ( QS Al Baqarah : 109 ).


Dari tiga musuh orang beriman yang ditetapkan oleh Allah dalam Al Qur`an tersebut, sebagai perintah mutlak untuk diperangi, terlebih pada tingkat pembesar mereka seperti yang disebutkan dalam Al Qur`an :


وَإِن نَّكَثُواْ أَيْمَانَهُم مِّن بَعْدِ عَهْدِهِمْ وَطَعَنُواْ فِي دِينِكُمْ فَقَاتِلُواْ أَئِمَّةَ الْكُفْرِ إِنَّهُمْ لاَ أَيْمَانَ لَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَنتَهُونَ


Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, Maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena Sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti. ( QS At Taubah : 12 )

REFLEKSI KEKUASAAN (Bagian 1)

Firman Allah SWT

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya : Katakanlah Wahai zat Yang memiliki Kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau pulalah yang mencabut kekuasaan kepada siapa yang engkau kehendaki dan Engkau muliakan pada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan pada siapa yang Engkau kehendaki, ditanganmulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engakau maha kuasa atas segala sesuatu. (QS Ali 'Imran : 26)

Dalam ayat ini memberikan keterangan kekuasaan Allah secara mutlak baik dalam hal pemberian kekuasaan, pencabutan kekuasan dan kebajikan. Dan siapakah dengan kekuasaan yang diberikan ol;eh padanya mendapatkan kemulian, baik didunia maupun di akhirat atau salah satu diantara keduanya? Dan siapa pula yang diberikan kekuasaan padanya dihinakan oleh Allah baik didunia maupun di akhirat?

Menurur t Al Alusi dalam tafsir ruhul ma`ani kekuasaan dalam ayat ini ada ada dua yaitu kekuasaan hakiki (kekuasaan Allah SWT) dan kekuasaan majazi atau kekuasaan yang diberikan oleh Allah kepada manusia yang Dia kehendaki. Pemberian dan pencabutan kekuasan merupakan peroses penggantian dan pengalihan kekuasaan dari seseorang keorang lain atau dari suatu kaum kekaum yang lain seperti peralihan dari Bani Israil dengan diutusnya Nabi Muhammad dari bangsa Arab.Dan dengan peralihan kekuasaan itu pula YAHUDI BANI ISRAIL lahir dendan kasumat terhadap bangsa Arab, terutama pada diri Nabi Muhmmad SAW. Karena tidak seorang manusia yang akan kehilangan kekuasaan.

Dan dalam ayat ini pula memberikan isyarat bagi pemegang kekuasaan dan tahta di dunia yang fana ini, bahwa ada yang dimuliakan dan ada yang dihinakan, lalu siapa dengan kekuasaannya dia mulia dan siapa dengan kekuasaannya dia hina ? Pertanyaan inilah yang akan kami sajikan dalam REFLEKSI KEKUASAAN yang sifatnya majazi dalam dua bingkai yang berbeda.

  1. Mereka yang dihinakan

    Kekuasan Allah secara mutlak, yang dengan kehendaknya melakukan peroses pemberian kekuasaan dan pencabutan kekuasaan pada siapa yang Dia kehendaki baik mereka yang dimuliakan maupun mereka yang dihinakan. Bagi mereka pencari kekuasan dan tahta kedunian, sebagai kekuasaan sifatnya majazi (sementara) lambat atau cepat kekuasaan itu akan hilang dan akan menyisahkan salah diantara dua hal; Mulia atau Hina. Sebelum kita kenal mereka yang dimuliakan oleh Allah baik di dunia maupun diakhirat maka dalam refleksi kekuasaan ini kami dahulukan orang dihinakan oleh Allah SWT. Baik kehinaan di dunia maupun kehinaan diakhirat. Dalam pandangan ulama tafsir pada kalimat :تـذل مــن تـشـآء Allah hinakan pada siapa yang dikehendaki.

    1. KEKUASAAN DAN SIFAT ABU JAHAL

      Menurut Al Alusi bahwa yang dihinakan adalah Abu Jahal ketika Rasulullah menaklukkan kota Mekkah. Yang bermakna bukan hanya Abu jahal saja secara pribadi tapi semua yang satu sifata dan sikap dengan Abu Jahal. Dia penguasa yang musyrik yang menolak kebenaran dan menjunjung tinggi kemusyrikan. Maka Allah menghinakan mereka melalui penaklukan kota mekah tau yang disebut FATHU MAKKAH. Dan itulah kehinaan yang didapatkan diduni sebelum dihinakan diakhirat akibat kekuasaan yang dibangun diataas kejahilan dan kesombongan. Abu Ja`far Attabari dalam tafsir JAMIU`L BAYAN mengatakan :

      هـؤلاءالـذين اشـتـروا ريـا سـة الـحـيـاة الـدنـيـا عـلى الـضـعـفـاء واهـل الـجـهـل

      Artinya: Mereka orang orang yang mendapatakan kekuasaan dunia dengan membeli masyarakat lemah dan orang orang jahil.

      Allah menghinakan mereka dalam dua hal sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur`an surah Al Baqarah ayat 86 :

      فـلا يـخـفـف عـنـهـم الـعـذاب ولا هـم يـنـصـرون

      Artinya : Mereka tidak mendapatkan keringanan AZAB dan mereka tidak mendapatkan pertolongan.

      Seiring dengan itu Rasulullah SAW bersabda :

      ثلاث لايكـلمهـم اللـه يـوم الـقـيامـة ولا يزكيهـم ولايـنظـرالـيهـم ولـهـم عـذاب الـيم شيخ زان ومـلـك كـذاب وعـائل مـسـتـكـبر,

      Artinya : Tiga golongan Yang tidak diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan tidak dibersihkan mereka dari dosa dosanya dan mereka tidak akan dilihat oleh Allah dan bagi mereka azab yang pedih; orang tua yang pezina Dan PENGUASA YANG PENDUSTA, dan orang miskin yang sombong.

      Dalam ayat dan hadits tersebut ada beberapa model dan cara Allah untuk menghinakan mereka melalui sebuah pintu yang bernama " kekuasaan" . Kekuasaan dan tahta yang dalam genggamannya didapatkan dengan jalan membeli masyarakat lemah dan jahil, maupun dengan kekuasaan tersebut sebagai alat kedustaan dan kebohongan.
      Kekuasaan tahta sebagai simbol dan lambang masyarakat, maka ketika Allah menghinakan mereka dalam bentuk azab di dunia atau yang lumrah disebut dengan bencana, malapataka, kebinasaan, musibah dan kehancuran, maka kesemuanya itu juga berlaku secara umum pada masyakat. Ketika Allah dengan kekuasaanNya yang mutlak mengeluarkan lumpur panas di Siduarjo tida siapapun di dunia ini yang mampu membendungnya. Tidak ada satupun kesombongan ilmu yang tidak gagal dihadapan Allah yang Maha tahu. Tidak ada satupun pemegang tahta dan kekuasaan didunia ini yang tidak tertunduk lesu dihadapan yang maha kuasa. Lapindo adalah contoh kecil diantar sekian banyak deretan kehinaan yang ditimpakan oleh Allah dinegeri yang bernama INDONESIA ini.Tidak cukupkah semua itu menjadi pelajaran dan ibrah. Ataukah mereka yang mengejar tahta dan kekuasaan yang membeli masyarakat lemah dan jahil belum puas dengan kehinaan diduia ini, atau mereka para politisi yang menggadaikan keyakinannya dengan menjajankan pertainya kepada pencari tahta dan kekuasaan. Dan bagaiamana pula nasib ummat ketika para politikus menjadikan masyarakat sebagai barang dagangan? Ataukan kalimat POLITIKUS untuk penguasa dan rakyat, yang artinya : POLI = rakyat, dan TIKUS = penguasa + legislator.

      Rasulullah SAW menggambarkan kekuasaan Abu Jahal dengan mengidentikkan dengan fir`aun dalam hadits Rasulullah SAW bersabda:

      لـكـل أمـة فـرعـون وفـرعـون هـذه الأمـة أبوجهـل

      Artinya: Setiap ummat ada "fir`aunnya" dan fir`aun diummat ini Abu Jahal.

      Rasulullah SAW memberikan penyerupaan sifat antara FIR`AUN dan ABU JAHAL serta memberitakan tentang sifat tersebut selalu ada ditengah tengah ummat. Lalu bagaimana kekuasaan yang sifatnya fir`aunisme? Dan siapakah fir`aun itu ? Didalam Al Qur`an cukup banyak kisahnya. Dia adalah penguasa yang takut kehilangan kekuasaan, maka dia akrab dengan dukun, ahli ramal, tukan sihir dan pembantai. Fir`aun penguasa yang kejam, sehingga dia melakukan pembunuhan terhadap bayi laki dan orang orang yang tidak sependapat dengannya. Maka Allah Yang Maha Kuasa yang memperoses pergantian kekuasaan dari Fir`aun kenabi Musa dengan mencabut kekuasaab fir`aun dengan jalan yang penuh dengan kehinaan yang dikenal dalam sejarah " TENGGELAMNYA FIR`AUN DENGAN BALA TENTARANYA DILAUT MERAH" Peroses pergantian kekuasaan diabad modern ini yang biasa disebut: PILPRES (Nasional), PILKADA GUBERNUR(Propinsi) , PILKADA BUPATI (kabupaten) sampai kepada PILDES tingkat desa merupakan jalan pemberian dan pencabutan kekuasaan untuk mengukur siapa dengan kekuasaan tersebut melahirkan FIR`AUNISME yang menanti datangnya azab sebagai hukuman dari Allah atas kekuasaan dan tahta yang bersumberkan pada salah satu yang disebutkan Rasulullah, bersifat dan bersikap FIR`AUN ATAU ABU JAHAL. Baik fir`aun maupun Abu jahal keduanya bukan nama asli, tapi gelaran yang diberikan oleh Allah atas tindakan, sikap dan sifat yang berlebihan dalam kekuasaannya.

      Fira`un nama aslinya Ramsis dan Abu Jahal nama aslinya Amar bin Hisyam. Mereka yang yang diberi kekuasaan padanya ataukah mereka dicabut kekuasaan darinya menempuh jalan kekuasaan dengan jalan yang hina seperti :

  • Membeli masyakat lemah kecil yang didalam penggunaan bahasa syariahnya "RISYWAH" atau yang lumrah disebut sogok menyogok. Dalam hal ini Raulullah sebagai utusan Allah telah memberikan ancaman yang sekeras kerasnya yang dapat menghinakan bagi pelakunya dengan ancaman neraka.
  • Pembodohan terhadap masyarakat awam. Pembodohan dilakukan dengan bebagai macam metode dan gaya logika logika politik Abu Jahal dan Fir`aun, yang penuh kedustaan dan kesombongan baik lewat visi misi maupun lewat juru bicara (tim sukses) yang melahirkan pernyataan dan ungkapan pembodohan sebagai kepalsuan seperti; PENDIDIKAN GRATIS, MENSEJAHTRAKAN RAKYAT, SETENGAH SHALEH AMAN, SHLEH BERBAHAYA, MENDUKUNG YANG PASTI MENANG, MENGUATKAN DA`WAH WALAUPUN MUSYRIK DAN LAIN LAIN. Yang lebih tragis kalau pembodohan ini justru lahir dari ungkapan golongan golongan yang menyebut dirinya kelompok kajian atau aktivis da`wah, apatah lagi kalau pembodohan itu dilakukan karena harga dunia yang tidak lebih bermakna dari selembar sayap nyamuk.
  • Pemberdayaan premanisme.Cara premanisme ini ditemukan dilapangan politik melalui dua pilar;
  1. Premanisme melalui makar dengan mengempeskan kendaraan orang lain yang ingin bertarung, atau menutup pintu pintu masuk kandidat lain lewat kejahatan kekuasaan dan kekayaan. Melalui politisi busuk yang menjajankan partainya dengan harga dunia yang fana.
  2. Premanisme secara pisik dengan mengumpulkan menuisia manusia durjana yang tidak mengenal hak asasi dan kehormatan kemanusian. Pemberdayaan manusia manusia rusak dan suka melakukan kerusakan, sebagai perbuatan yang terlaknat dan terlarang. Pemberdayaan ini untuk memberi ancaman, tekanan dan ultimatum serta intimidasi terhadap masyarakat lemah dan awam, yang semestinya mendapatkan perlindungan dan kasih sayang.

2. RAKUS DAN TAMAK
  1. Lobak dan tamak ini adalah kata yang memiliki makna yang sama yang disebut rakus. Dalam Islam tamak dikenal dalam dua hal yaitu tamak harta dan jabatan (kekuasaan). Manakah yang paling berbahaya diantara keduanya, dan manakan yang paling banyak mafsadah (kerusakan)nya dan manakah yang paling besar ancamannya? Apapun konsekwensi dan resikonya, tamak adalah sifat yang dibenci oleh Allah SWt dan Rasulnya. Apatah lagi kalau yang tamak itu adalah penguasa. Tamak terhadap kekuasaan atau penguasa yang tamak sumber aslinya adalah syahwat (nafsu). Syahwat yang utama dan pertama adalah kencenderungan menjadi petinggi penguasa dimuka bumi. Kecenderungan syahwat inilah lahirnya keserakahan dan tamak kekuasaan yang menyebabkan hak menjadi batil, bathil menjadi hak dan lahirnya kesombongan serta mengantarkan pelakunya kejalan yang tersesat. Cobalah perhatikan dalam al Qur`an tentang sebuah ketamakan yang diqishahkan oleh Allah SWT. Tentang THALUT sebagai ibrah:

    أ نى يـكـون لـه المـلك عـلينا ونـحـن أ حـق با لملك

    Artinya : Bagaimana Thalut memerintah kami padahal kami yang lebih berhak mengendalikan pemerintahan.

    Mereka menentang ketetapan Allah yang menjadikan Thalut Raja dari masyakat biasa dan miskin sedang mereka dari keturunan Yahuzda. Allah dengan segala kekuasaannya mencabut kekuasaan mereka yang selama ini mengaku dari bansawan dan hartawan, Allah menghinakannya dengan memberikan kekuasaan pada seseorang yang dalam riwayat Thalut penjual air dan tukan samai kulit. Mereka mersa terihina diperintah oleh seorang penjual air. Sebahagian Ulama salaf berpendapat :

    اذا كـا ن ا لــقـد ر حــقـا فـا لـحــرص بـا طـل

    Artinya : Apabila ketetapan Allah haq (benar) maka Tamak (lobak) itu bathil.

    Dalam kalimat HIKAM

ا لــحــرص د اء قـد أ ضــر بـمــن تــرى الا قــلـيـلا كـم مـن حـريـص طـا مـ , وا لحـرص صيره ظليلا

Artinya: Lobak adalah penyakit kronis yang membahayakan bagi para pelakunya betapa banyak orang yang lobak dan tamak, apadahal lobak dan tamak jalan menuju kehinaan.

Tiada kerakusan dan tamak kecuali kehinaan, siapa rakus dengan jabatan dan kekuasaan akan hina dengan jabtannya di dunia karena mengemis pada level masyarakat paling rendah dan lemah. Rakus dengan jabatan, tamak kekuasaan Melahirkan manusia manusia pengemis yang tidak memeliki kepercayaan diri. Jadi peminta minta ditengah rakyat miskin. Dengan jabatan, tidak sedikit mereka yang atadinya zuhud, shaleh rela meninggalkan persudaraannya seiman karena jabatan, bahkan karena partai. Dengan jabatan, tidak sedikit orang islam yang menggadaikan ketakwaannya dan cintanya pada Allah dengan penghormatan dunia. Rakus, tamak dan lobak dalam kekuasaan, membangun kepribadian menjadi kikir dan enggang berkata benar, karena rakus adalah penjelmaan dari hawa nafsu.

Rakus dan tamak adalah penyakit kronis yang merusak tatanan sosial, sehingga Rasulullah mengidentikkan dengan sarigala. Sabda Rasulullah SAW dalam haditsnya :

مـا ذ ئـبـا ن جـا ئـعـا ن ا رسـلا فـى غـنـم بـا فـسـدا لـهـا مـن حـرص ا لـمـرء عـلـى ا لـشـرف

وا لـمـا ل (رواه ا لتـرمـذي)

Artinya : Dua serigala yang lapar digiring masuk kedalam kandang kambing untuk merusak , orang yang rakus pada jabatan (kekuasaan) dan harta.

Dalam hadits ini Rasulullah menyerupakan orang yang rakus dengan SERIGALA YANG LAPAR. Thamak dan rakus yang diidentikkan Oleh Rasulullah SAW adalah " serigala kelaparan yang berada ditengah-tengah kerumunan kambing peliharaan, dan siap menerkam setiap saat untuk menghancurkan kambing-kambing tersebut. Rakus dan thamak terhadap kekuasaan adalah serigala (pejabat) tinggi dihutan yang tidak pernah kenyang. Rakus dan Thamak kekuasaan (serigala) adalah binatang buas yang menakutkan. Rakus kekuasaan adalah serigala yang mengancam kedamaian, ketentraman, keselamatan, kemaslahatan, rasa aman dan kebahagiaan kambing kambing tersebut (Rakyat lemah). Rakus Kekuasaan dan jabatan adalah serigala yang merampas hak-hak kemerdekaan kambing (rakyat) yang ketakutan. Rakus dan thamak adalah penjelmaan dari hawa nafsu yang mengantarkan sang pelaku kedalam jurang kehinaan yang serendah-rendahnya. Dengan nafsu kekuasaan mereka menggadaikan akhiratnya dengan dunia yang fana. Maka siapa mencari kekuasaan dan jabatan karena nafsu, sungguh mereka menhancurkan agamanya dan amalnya sia-sia, jatuh kedalam kenistaan dan kehinaan. Tidak sedikit orang tamak menganggap kemusyrikan adalah religius, bahkan ada yang menganggap kesyirikan itu setengah shaleh. Mereka menjadikan jabatan dan kekuasaan sebagai sesembahan mereka. Perhatikan firman Allah dalam dalam Al Quran Surah Maryam ayat 81 sampai 83, sebagai berikut :

وَاتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لِّيَكُونُوا لَهُمْ عِزًّا (۸۱) كَلَّا سَيَكْفُرُونَ بِعِبَادَتِهِمْ وَيَكُونُونَ عَلَيْهِمْ ضِدًّا (۸۲) أَلَمْ تَرَ أَنَّا أَرْسَلْنَا الشَّيَاطِينَ عَلَى الْكَافِرِينَ تَؤُزُّهُمْ أَزًّا ( ۸۳

Artinya : Dan mereka telah mengambil sembahan sembahan selain dari Allah supaya sembahan sembahan tersebut menjadi pelindung bagi mereka (81). Sekali kali tidak, kelak sembahan sembahan itu akan mengingkari mereka, dan kelak sembahan sembahan itu akan jadi musuh mereka (82). Tidakkah kamu perhatikan, bahwa kami telah mengirim syetan syetan itu kepada orang kafir untuk berbuat maksiat dengan sungguh sungguh ? (83).

Rakus Kekuasaan dan jabatan adalah pergolakan nafsu yang mengantarkan kejalan kehancuran dan kehinaan melalui dua pintu:

Cinta kekuasaan dunia dengan perantaraan dunia.

Perburuan terhadap kekuasaan dan jabatan, melahirkan kompetisi yang tidak sehat. Berbagai macam cara dan tingkah laku diluar akal sehat yang menjadi tontonan bagi semua lapisan masyarakat. Akhlak, etika. Moral, adab dan kesopanan, sirna demi kekuasaan. Tidak sedikit mereka yang memburu kekuasaan rela mengorbankan semua kemampuan dunia, demi kekuasaan. Menurut pandangan manusia manusia yang lalai dan tercela, kekuasaan dan jabatan itu tempat terhormat, kedudukan yang tinggi. Demi kekuasaan, bukan hanya mengorbangkan apa yang dimiliki, tapi lebih dari itu, bahkan rela berutang dan memeras pengusaha pengusaha. Demi jabatan, bukan hanya sekedar mengemis terhadap rakyat lemah, tapi juga rela berbohong dan janji janji palsu ala syetan. Demi kehormata, mereka rela menghinakan diri melalui pengihnaan pada masyarakat lemah dengan menghargai masyarakat dua puluh ribu rupiah + selembar baju kaus. Demi pangkat dan kedudukan, mereka rela merendahkan diri dengan menggadaikan kepribadian dan perinsip. Rasulullah SAW. Sebagai manusia peripurnah, dan dengan segala lini kehidupannya menjadi teladan, menyebutkan dalam salah satu haditsnya yang diriwayatkan oleh BUKHARI DAN MUSLIM atau yang lumrah disebut Ashshahehaini:

ا نـا لا نـولي ا مـرنـا هـذ ا مـن سـأ لـه ولا مـن حـرص عـليه

Artinya : Sungguh kami tidak mau dipimpin oleh orang orang yang meminta jabatan dan tidak mau dipimpin oleh orang yang raqkus kekuasaan.

Dan dalam riwayat Bukhari : Sesungguhnya kalian akan memperebutkan kekuasaan dengan tamak, dan kalian akan menyesal pada hari qiyamat.

Dalam hadits ini sangatlah jelas bahwa orang yang dimuliakan oleh Allah memberikan pernyataan untuk tidak mau dipimpin oleh orang yang meminta jabatan dan orang yang rakus kekuasaan. Mafhum mukhalafahnya adalah hanya orang orang yang hina yang mau diperintah oleh orang orang yang dihinakan oleh Allah. Dan dalam hadits yang kedua Tamak dan rakus kekuasaan yang beujung pada sebauh penyesalan dihadapan yang Maha Kuasa. Dalam pandangan ajaran Islam penyesalan dihari pembalasan dihadapan yang Maha Kuasa adalah AZAB YANG MENGHINAKAN.

Cinta Kekuasaan dengan perantaraan akhirat

Kekuasaan adalah jabatan yang diinginkan oleh manusia, bukan sekedar sesuatu yang diperebutkan tapi juga menjadi alat pemecah dan perselisihan, baik perorangan maupun golongan. Kekuasaan adalah ajang perseteruhan yang melahirkan komplik yang bekepanjangan, sehingga tidak sedikit pencari jabatan mengatas namakan agama untuk menggapai KEKUASAAN. Mereka menggadaikan akhiratnya karena cintanya pada kekuasaan, dan benar firman Allah dalam Al Qur`an Surat Al Baqarah ayat 86 yaitu :

أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُاْ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالآَخِرَةِ فَلاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلاَ هُمْ يُنصَرُونَ

Artinya : Mereka itulah orang yang membeli kehidupan duni dengan akhirat, maka tidak akan diringankan

siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong.

Ayat ini diturunkan oleh Allah dengan qishshah Bani Israil yang saling membunuh dan saling mengusir dan menciptakan permusuhan, tiada lain karena karena tamak dan rakus, dalam memperebutkan kekuasaan. Maka Allah menghinakan mereka baik di dunia maupun di akhirat. Qishshah ini juga menerangkan sifat dasar YAHUDI BANI ISRAIL yang mengatasnamakan agama untuk dunia, sifat tersebut selalu ada sebagaimana yang dirasakan dalam sistem perebutan kekuasaan dan jabatan diabad moderen ini. Tidak sedikit golongan yang mengatas namakan agama untuk jabatan dan kekuasaan, bertebaran partai yang mengatsnamakan ISLAM DAN DA`WAH. Hati hatilah terhadap pencari kekkuasan, jabatan, kedudukan dan cintam hormat. Mereka yang menggadaikan agama untuk kekuasaan, sesungguhnya mereka adalah orang orang yang kehilangan akal sehat ( gila jabatan dan gila hormat). Rasulullah SAW menyebutkan salah satu diantara empat perkara yang menyebabkan lahirnya kesenseraan adalah RAKUS TERHADAP DUNIA. Kesenseraan yang kini melanda ummat tidak lain adalah karena para pencari jabatan yang tidak mampu memilah antara yang hak dan bathil, syirik dianggap religius, perdukunan setengah shaleh, sogok menyogok dermawan. Penyebab kesenseraan adalah kerakusan para pejabat dan penguasa.

3. PENGUASA MUJRIM.

Dalam Al Qur`an Allah SWT berfirman :

  1. وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا فِي كُلِّ قَرْيَةٍ أَكَابِرَ مُجَرِمِيهَا لِيَمْكُرُواْ فِيهَا وَمَا يَمْكُرُونَ إِلاَّ بِأَنفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُونَ

    Artinya: Dan demikianlah kami jadikan pada tiap tiap negeri penguasa yang mujrim untuk melakukan makar dalam negerinya, dan mereka tidak memperdayakan ( buat makar) melainkan untuk dirinya sendiri sedang mereka tidak mengetahuinya. (QS Al An`am : 123)

    Dan dalam potongan ayat berikutnya:

    ُ سَيُصِيبُ الَّذِينَ أَجْرَمُواْ صَغَارٌ عِندَ اللّهِ وَعَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا كَانُواْ يَمْكُرُونَ

Artinya: Akan ditimpakan orang orang yang mujrim kehinaan disisi Allah dan azab (siksa) yang keras

disebabkab perbuatan makar yang mereka lakukan

Siapakah PENGUASA MUJRIM yang disebutkan Allah dalam Al Qur`an dan pantas dihinakan oleh Allah SWT ?
Dan siapakah penguasa mujrim dan mengapa mereka dihinakan ?. Dalam ayat tersebut kalimat: أ كـا بـر مـجـر مـيـها Menurut ATHTHABARI dalam Tafsirnya Jami`ul Bayan: Penguasa yang berbuat kemusyrikan dan pelaku kemaksiatan (durhaka). Melakukan makar dalam negerinya dengan ungkapan, pernyataan yang indah, menawan dan mempesona, tapi perbuatan dan tingka laku yang bathil. Contoh makar yang dilakukan penguasa; PENEBANGAN HUTAN SECARA LIAR MENYEBABKAN BANJIR.

  1. Liar artinya penebangan yang dilakukan oleh rakyat, penebangan apa namanya yang dilakukan sang penguasa?
  2. Jakarta yang langganan banjir, hutan apa yang ditebang?
  3. Bukankah banjir itu air hujan dari langit yang diturunkan dari sang maha kuasa?
  4. Siapakah diantara penguasa dan pejabat yang dapat menahan setetes air hujan yang diturunkan Allah dari langit?
  5. Bukankah hukuman dan azab yang menghinakan akibat kejahatan kekuasaan?.

Kalimat penebangan liar sebuah pernyataan yang menakjubkan untuk menjaga kelestarian hutan, tapi apa daya itu hanya makar, penebangan hutan bukan pekerjaan yang enteng, tapi pekerjaan yang membutuhkan tenaga ekstra. Ekstra pekerjaannya dan ekstra ketika dibongkar dikantor aparat, lebih ekstra lagi memakan hasil keringatnya rakyat kecil. Legalisasi tempat-tempat kemaksiatan adalah kedurhakaan para pembesar, pejabat dan penguasa yang mujrim. Para pencari jabatan dengan praktek perdukunan, sesajian, kemusyrikan yang mengundang musibah dan murka Allah SWT.

Kata Abu Ja`far Aththabari: mereka tidak rasa kalau kejahatan dan makar yang mereka lakukan dalam negerinya, telah dipersiapkan oleh Allah SWT azab yang amat pedih. Baik di dunia maupun diakhirat. Dan dalam potongan ayat tersebut terdapat akalimat :

ســيصـيب ا لـذيـن أجـرمـوا صـغـا ر عـنـدا لـلــه


Allah SWT akan menimpakan kehinaan terhadap kejahatan yang mereka lakukan. Kehinaan dan kerendahan yang ditimpakan Allah akaibat perbuatan makar atau tipu daya yang mereka lalkukan, sebagai simbol kemusyrikan dan lambang kedustaan terhadap kebenaran yang datangnya dari sang pemberi dan pencabut kekuasaan. Kalimat kalimat yang indah dan bersahaja yang sering kita dengarkan yang keluar dari mulut para pejabat adalah makar (tipu daya) yang membuat rakyat lemah dan tidak berdaya.