Minggu, Maret 29, 2009

UJIAN KELAYAKAN PEMIMPIN

Kelestarian alam dan seluruh isinya, baik dalam skala global maupun lokal tergantung dengan kepribadian dan gaya pemimpinnya, karena itu Al Qur`an merangkum secara lengkap sistem kepemimpinan ummat yang lalu sebagai refrensi dasar dalam menatah kepemimpinan ummat diabad modern ini, Dari kepribadian dan gaya yang berbeda seperti; NAMRUD, FIR`AUN, ABU LAHAB, SAMIRI, QARUN dsb, disisi lain Allah SWT menampilkan sosok NABI IBRAHIM, NABI MUSA, NABI MUHAMMAD dan masih banyak yang lain, tidak disebutkan satu persatu. Mau meniru kepribadian dan gaya siapa ?
Dalam Islam menjadi pemimpin bukan hal yang kebetulan dan tiba tiba, tapi melalui ujian yang cukup berat, dimana ujian tersebut bukanlah sebuah batu sandung, tapi batu asah, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur`an;

وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَاماً قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Rabbnya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".( Al Baqarah : 124 ).
Ujian lapangan yang diujikan kepada Nabi Ibrahim dengan beberapa kalimat yang mengandung perintah dan larangan dijawab dengan sempurnah. Mteri ujian “ beberapa kalimat” berbeda pendapat ulama tafsir, ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah ujian tauhid, ada juga yang mengatakan ujian ketaatan, kesabaran dan ada yang berpendapat ujian kebenaran dst yang didalamnya terkadung perintah dan larangan. Lalu siapa yang mengujinya? Diuji oleh Rabb yang Esa dalam kekuasaannya, diuji oleh Rabb yang Maha Kaya. Diuji oleh Rabb yang Maha Tinggi tanpa kepentingan, diuji oleh Rabb yang Maha Benar, tanpa kebutuhan. Ketika lolos dari ujian lapangan tersebut, kata Allah SWT sungguhnya aku akan jadikan pemimpin bagi seluruh manusia. Kisshah ini sebuah renungan bagi para calon pemimpin, disaat mereka melalui ujian kelayakan untuk memperebutkan kepemimpinan, para pengujinyapun dari partai politik yang ditumpanginya, dan tidak sedikit mengalami ujian pertama BERAPA MILLIAR kesanggupanmu?. Atau sebaliknya calon pemimpin yang menguji “ Berapa yang harus saya bayar” ? Catatan sejarah Ummat Islam Indonesia, yang lebih khusus Sul Sel, gonjang ganjing tentang pilgub, bahwa seorang calon gubernur “Aziz Qahar” pada saat itu dimintai uang oleh salah satu partai kualisi, dimana partai tersebut konon partai DA`WAH, sebagai ujian pertama yang harus dilewati, bukan hanya sampai disitu, tapi calon dipimpinpun (rakyat) diuji dengan sama, sehingga melibatkan semua level masyarakat terlibat dalam kejahatan kekuasaan.

Renungan ujian yang disajikan oleh Allah SWT tersebut, bahwa Allah yang menobatkan dan memberikan kepemimpinan setelah lolos melewti ujian dengan sempurnah, tiada satu perintah yang datangnya dari Allah kecuali dilaksanakan sesuai dengan syariatNya, dan tidak satupun larangan yang dilarang oleh Allah kecuali dia mampu meninggalkannya. Itulah sebabnya tidak seorangpun Nabi dan ahlul hikmah yang meraih kepemimpinannya lewat sogokan, kejahatan kekuasaan, premanisme, janji palsu, pemalsuan data, dan menghalalkan segala cara, begitu pula para khalifah setelah para, hasilnya lahir pemimpin yang berkualitas, yang mampu mewujudkan masyrakat yang bertauhid. Dari keseluruhan pemimpin tersebut diuji dilapangan tauhid, dan tidak seorangpun diuji diruangan ber AC.
Dengan lolosnya Nabi Ibrahim AS melewati ujian dengan sempurnah, maka Allah SWT melantiknya jadi pemimpin, Lalu Nabi Ibrahim memohon pada Allah SWT agar keturunannya jiga dijadikan pemimpin ummat, tapi juga setelah melalui ujian seperti firman Allah SWT :

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar ( Al Baqarah : 155)


Materi aqidah yang diujikan pada pemimpin berupa; Takut, lapar, kekurangan harta, jiwa buah buahan dalam rangka menambah keyakinan mereka pada Allah bahwa, tidak ada yang mampu menghilangkan rasa takut kecuali rasa aman dan tenteram yang dijanjikan Allah SWT. Keleparan yang terindikasi dengan istilah kerisis ekonomi, merupakan ujian bagi seorang pemimpin bahwa, kekenyangan bukanlah satu satunya yang dapat menyelesaikan problematika ummat. Kekurangan harta,jiwa dan buah buahan, merupakan materi ujian yang tidak sedikit orang gagal, karena itu penyelesaian keummatan bukanlah ditentukan dengan banyaknya materi, seperti yang dihambur hamburkankan calon pemimpin hari ini, atau seperti politikus yang menggadaikan partainya yang menyebabkan lahirnya nada miring “SANGAT SUSAH MEMPERCAI ORANG PARTAI JADI PEMIMPIN” . Karena terbukti menjadi pemimpin saja dipartainya berantakan, bagaimana mempin multi partai dan golongan. Kalau mau ditelusuri dinegeri bencana ini, akan lahir sebuah pertanyaan “ Sudah adakah orang partai yang memimpin dinegeri ini sukses?’ Selama akal masih sehat dan hati yang bersih akan menemukan jawaban –belum pernah ada.

Diakhir ayat tersebut yang dapat memberikan jawaban dengan sempurnah adalah kesabaran, karena itu Allah SWT, mengatakan berikanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar. Kesabaran dalam takut, lapar dan segala kekurangan adalah menjaga ketaatan terhadap Allah SWT, baik diseluruh lini ibadah maupun dalam segala lapangan mu`amalah.
Dengan dijadikannya Nabi Ibrahim sebagai pemimpin dan atas dasar permintaannya agar keturunan Nabi Ibrahin juga dijadikan pemimpin, dijawab oleh Allah bahwa janjiku itu tidak mengenai orang orang yang zalim, yang artinya orang yang ZALIM untuk selamanya tidak dirdhai oleh Allah SWT menjadi pemimpin, karena ditangan kekuasaan orang orang zalimlah yang menyebabkan turunnya musibah dan semua jenis bencana. Renungkanlah firman Allah SWT :
وَتِلْكَ الْقُرَى أَهْلَكْنَاهُمْ لَمَّا ظَلَمُوا وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِم مَّوْعِداً

Dan (penduduk) negeri telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka ( Al Kahfi; 59).


Memang harus menjadi renungan ummat, bahwa orang zalim bukan hanya tidak diridhai tapi juga mengundang malapataka dan kehancuran, seperti yang kita rasakan sekarang di dunia ini, sementara diakhirat;الظـلـم ظـلـمـا ت يـوم ا لـقـيـا مة ; Kezaliman adalah kegelapan dihari qiamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar