Rabu, Maret 25, 2009

PEMIMPIN BERBASIS MESJID

Mesjid merupakan rumah Allah, tempat diturunkannya rahmat, ketenangan dan ketenteraman dari Allah SWT. Mesjid tempat dipancarkannya cahaya dipermukaan bumi, dan tempat tinggal yang penuh dengan kebaikan, pertemuan orang orang yang beriman yang dapat mempersatukan ummat Islam dari seluruh lapisam masyarakat.. Mesjid tempat pertemuan antara ulama dan masyarakat awam, antara pemimpin dan rakyat, antara orang kaya dan fakir, antara anak kecil dan orang tua, tanpa pandang bulu dan latar belakang, bahwa siapa yang ditemukan dimesjid predikatnya adalah orang beriman.

Mesjid secara historis adalah erat keterkaitannya dengan turunnya agama yang sanga suci, sebagai tempat tarbiah Rabbaniah dalam melahirkan generasi yang tangguh sebagaimana yang dicetak lansung oleh Rasulullah SAW, dimesjid Annabawi Madinah, lahir pemimpin yang menjunjung tiggi keadilan sebagaimana firman Allah dalam Al Qur`an :


قُلْ أَمَرَ رَبِّي بِالْقِسْطِ وَأَقِيمُواْ وُجُوهَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ

Katakanlah: "Rabku menyuruh menjalankan keadilan". dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri)mu di Setiap shalat (di mesjid) dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepadaNya)" (Al-A'raaf : 29)

Rasulullah Saw bersabda :

لا تـشـد ا لـرحـا ل الا ا لي ثـلا ث مـسـا جـد, ا لـمـسـجـد ا لـحـرا م وا لـمـسـجـد ا لأ قـصي ومسجدى هـذا

Artinya; Jangan bebani diri bepergian kecuali tiga mesjid, mesjidil haram, mesjidil aqsha dan mesjidku ini.

Karena mesjid dan sekolah sekolah Islam yang diajarkan didalamnya Al Qur`an dan Sunnah Nabi SAW. Dan mencetak pemimpin pemimpin ummat seperti Abu Bakar, Umar Ibnul Khattab, Ustman Bin ~Affan, Ali bin Abi Thalib dan masih banyak yang lain yang tercata dalam sejarah keummatan. Generasi awal yang dicetek Rasulullah tersebut merupakan zaman keemasan, Mesjid Annabawi sebagai saksi bisu dimana pemimpin ummat ini adalah alumnus mesjid Annabawi. Mesjid melambangkan ketauhidan dan kesucian, Itulah sebabnya para pemimpin memenej kepemimpinannya dimesjid, untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi ummat.

Pemimpin yang berbasis mesjid, terpadu dalam kepribaidianya; “aqidah yang suci, berpegang tegu pada ajaran Islam, menjunjung tinggi akhlak, komitmen terhadap syariah, istiqamah beribadah, tulus (ikhlas) karena Allah”. Ibnu Mas`ud berkata dalam riwayat Muslim;

ا ن رسـول ا للـه صلى اللـه عليه وسلـم عـلمـنا سـنـن الـهـدى وا ن مـن سـنـن ا لــهــدى ا لــصــلا ة فـــــى ا لــمــسـجــد ا لـذى يـؤ ذ ن فــيــه ( أ خــرجــه مـسـلــم )


Artinya; Sungguh Rasulullah SAW mengajarkan kami sunnah (jalan) petunjuk, dan jalan petunjuk itu shalat dimesjid yang dikomandankan azan didalamnya

Kata syaekhul Islam Ibnu Tamiah;” Basis kepemimpinan ummat dan tempatnya berkumpul ummat ialah mesjid, karena sesungguhnya Nabi membangun mesjid yang penuh dengan berkah dibangun dengan pondasi taqwa, yang didalamnya ditegakkan shalat, membaca Al Qur`an, ta`lim. Dan juga didalamnya menata politik kemeslahatan ummat, mewujudkan tekad pemimpin, membahas urusan urusan yang terkait dengan pemimpin, karena dimesjid tempat pertemuan antara pemimpin dengan rakyatnya yang tidak terhijab”. Dalam bahasa kekuasaan tidak melalui protokoler.

Dizaman pemerintahan Umar Ibnul Khattab, Saad bin Abi Waqqash membangun ISTANA di Kupa, lalu dia berkata; “batasilah orang untuk ketemu denganku” maka Umar Ibnul Khattab mengutus Muhammad bin Maslamah dan memerintahkan untuk membakar istana Saad, Karena Umar sangat marah terhadap seorang pemimpin yang terhijab dari rakyatnya.


Dari mesjid akan lahir kecintaan yang timbal balik antara pemimpin dan yang dipimpin, dimana antara kedua unsur tersebut tercipta pertemuan lima kali sehari semalam, dimesjid lahir kepdulian pemimpin terhadap rakyatnya, dapat mendeteksi kemakmuran rakyatnya, Dimesjid terjalin ikatan antara sikaya dan simiskin, Sesungguhnya mesjid merupakan pembentukan kepribadian Islam, secara pribadi dan tempat pembinaan jamaah, dengan beragamnya nasehat nasehat oleh para khatib, terutama hukum hukum agama, dan tanzdim urusan keduniaan secara amanah.


Sepanjang sejarah keummatan, hanya pemimpin yang berbasis mesjid yang dapat melahirkan pemimpin yang jujur, amanah, sabar, sederhana, zuhud, merakyat. Sebaliknya, sejarah juga telah membuktikan para pemimpin yang jauh dari mesjid, lahir kepemimpinan yang makar, zalim, mujrim, pelaku maksiat, pembantai, pembunuh dara dingin dan pendusta. Kesemua sifat tersebut yang dapat menyebabkan murkanya Allah SWT, dengan tmbulnya berbagai bencana dan kehancuran.

Allah SWT, mengisyaratkan bagi pelaku dosa dengan ancamannya dalam Surah Al `Araaf: 100
أَوَلَمْ يَهْدِ لِلَّذِينَ يَرِثُونَ الأَرْضَ مِن بَعْدِ أَهْلِهَا أَن لَّوْ نَشَاء أَصَبْنَاهُم بِذُنُوبِهِمْ وَنَطْبَعُ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لاَ يَسْمَعُونَ

Dan Apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai ( memimpin ) suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)?

Dan dalam surah Al Kahfi ayat 59, tentang kezaliman :

وَتِلْكَ الْقُرَى أَهْلَكْنَاهُمْ لَمَّا ظَلَمُوا وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِم مَّوْعِدًا

Dan (penduduk) negeri telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka.

Dua ayat tersebut sebagai contoh pemimpin yang jauh dari mesjid, maka jauh pula rahmat Allah dari negerinya dan sangat akrab dengan bencana. Pertanyaannya sukakah ummat ini kalau dibinasakan oleh Allah ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar