Rabu, Maret 25, 2009

POLITIK, DUKUN DAN DUKUNGAN

Islam sebagai agama yang sempurna dan menyempurnakan, mencakup segala lini kehidupan untuk mencapai keselamatan, ketenteraman, keamanan kesejahtraan dan kedamaian lewat rambu rambu jalan ayang ditetapkan oleh SYARIAH, termasuk sisitem perpolitikan. Benarkah anggapan banyak orang yang mengatakan politik itu ; “ kotor, dusta, licik, jahat dst .” Bagaimana pandangan Syariat Islam yang suci dan tinggi tentang politik ?

Dari sudut pandang Islam yang sempurna, tidak jurang pemisah antara politik dan agama, karena dalam pandangan Islamlah yang paling sempurnah, lengkap dan tersusun secara rapi tentang kekuasaan sebagaimana yang dicontohkan oleh sosok manusia dalam mengatur sistem pemerintahan di Madinah dan Dia adalah MUHAMMAD BIN ABDULLAH sebagai Rasul yang uswatun hasanah. Maka tidaklah berlebihan ketika ada sebahagian ULAMA yang mengatakan bahwa “POLITIK ITU BAHAGIAN DARI ISLAM YANG TIDAK TERPISAHKAN” seperti : Ibnu Taimiah, Ibnu Khaldun dan Abdul Wahab Hallaf.

Politik ( ســيـا ســة ) menurut pandangan Abd Wahab Hallaf terbagi kedalam dua yaitu : ســيـا سـة الـشـرعية ( politi syar`I ) politik yang berbasis wahyu Allah serta sistem yang disyariatkan oleh pembuat syariat ( Allah SWT ), dalam rangka mewujudkan kemeslaahatan ummat. Dan سـيـا سـة الـظـلـمـة ( politik kezdaliman ), politik yang berbasis pada aturan manusia, yang sarat dengan kepentingan baik kepentingan peribadi, maupun kepentingan golongan, tanpa mempedulikan kedustaan, kejahatan, sistem premanisme dll dan politik inilah yang disebut DEMOKRASI ( perbudakan ). Renungkan firman Allah dalam Al Qur`an :

وَكَيْفَ أَخَافُ مَا أَشْرَكْتُمْ وَلاَ تَخَافُونَ أَنَّكُمْ أَشْرَكْتُم بِاللّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا فَأَيُّ الْفَرِيقَيْنِ أَحَقُّ بِالأَمْنِ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah), Padahal kamu tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukanNya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui? ( Al An`am : 81 ).

Politik syar`i yang telah diletakkan pondasinya oleh Rasulullah SAW yang dilanjutkan oleh Khalifah seesudahnya adalah sistem perpolitikan yang dijamin oleh Allah SWT, sbagai pembuat syariah, dengan jaminan keamanan dari malapataka dan kehancuran. Sementara sistem politik demokrasi dengan mengikuti kecenderungan orang banyak adalah sistim yang penuh kezdaliman, mengantarkan kedalam kesesatan, sangkaan dan penuh kepalsuan sebagaimana firman Allah SWT :

وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). ( Al An`am : 116 )

Sistim politik kezdaliman dengan segala perangkatnya dengan pendekatan kesesatan, sangkaan dan kedustaan terhadap Allah SWT, membuat politikus tidak mampu membedakan mana yang halal dan mana yang haram, mana yang hak dan mana yang bathil, kedudukan antara ulama, ustaz sama persis dengan kedudukan pereman dan penjahat, padahal dalam Al qur`an sangat jelas tidak pernah sama orang yang mengetahui dan orang yang tidak tahu. Buah dari politik demokrasi yang penuh dengan kezdaliman ini lahir peraktek peraktek politikus yang semakin jauh dari kebenaran, seperti :

• Politik dan Dukun
Ketika manusia cenderung mengikuti orang banyak, disaat yang sama jauh meninggalkan kebenaran, maka yang muncul adalah para dukun baik dukun manual maupun dukun ilmiah, yang kesemuanya bertentangan dengan ajaran Islam, Munculnya berbagai lembaga survai sebagai dukun ilmiah melalui sangkaan dan ramalan, seolah olah mengetahui yang gaib, padahal hanya Allah yang tahu. Simaklah firman Allah sebagai berikut :

وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهَا إِلاَّ هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلاَّ يَعْلَمُهَا وَلاَ حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأَرْضِ وَلاَ رَطْبٍ وَلاَ يَابِسٍ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata ( Al An`am : 59 )

Sebagai contoh yang sangat berbahaya dengan politik kezdaliman ini adalah PILGUB SUL SEL yang melibatkan aktivis DA`WAH JADI TUKANG RAMAL :
  1. Para tokoh Partai yang mengaku partai Da`wah yang rela meninggalkan kebersamaan yang dibangun sendiri lalu bergabung kepada calon yang mereka pastikan menang sebelum pilgub berlansung.
  2. Pentolan aktivis Da`wah yang katanya ISTIQAMAH dalam ceramahnya Di Makassar TV dengan gelora dan semangat mengatakan kami memilih yang sudah pasti menang.
  3. Senada dengan itu keluar ungkapan yang didengar lansung oleh ikhwah, dimana ungkapan tersebut keluar dari mulut tukang Ramal sebagai top leder WAHDAH Islamiah ; bodohnya teman teman yang memilih Aziz Qahar yang sudah pasti kalah, kenapa tidak bergabung memilih yang sudah pasti menang, waloaupun akhirnya juga kalah. Kapasitas aktivis tersebut adalah para Ustadz yang menantang sistim perdukunan dalam kajian TAUHIDNYA.
• Politik Dan Cara Mencari Dukungan
Keadilan, kejujuran, kebenaran, kedamaian dan ketenteraman ungkapan yang indah sebagai impian yang tak kunjung tiba dalam sistim perpolitikan yang yang sesat penuh sangkaan dan dusta terhadap Allah, mencari dukungan yang banyak, lewat jalan yang kotor dengan jual beli suara, sebagai pelecehan terhadap kehormatan dan harga diri manusia, sekaligus penggiringan keneraka, karena hal tersebut bahagian dari sogok menyogok, Dalam sistim demokrasi, tidak dikenal AKHLAK, pertarungan terbuka untuk mendapat suara terbanyak sangat menggelikan, penjahat, tukang mabuk, pereman, penjudi, pencuri, pezina, ustaz, kiyai, yang berdasi dan bergamis, semua punya peluang menjadi pejabat dan penguasa.

Campur aduk antara yang hak dan bathil, halal dan haram dan seterusnya, sudah menjadi jalan kehidupan. Kedustaan terhadap Allah jadi kebanggaan, tidakkah mereka membaca Al Qur`an ? :

وَالَّذِينَ كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا صُمٌّ وَبُكْمٌ فِي الظُّلُمَاتِ مَن يَشَإِ اللّهُ يُضْلِلْهُ وَمَن يَشَأْ يَجْعَلْهُ عَلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ

Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya. dan Barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus. ( Al An`am : 39 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar